Sabtu, 27 Desember 2014

Saya pun Bisa Sukses

Husnul Khotimah AJ Gerogol
Nurul Ilmi atau biasa di panggil Ilmi, ia adalah seorang gadis yang berjilbab, ramah,  lugu, pantang menyerah. Seorang  gadis yang selalu semangat dalam menjalani berbagai cobaan hidup. Ilmi hanya tinggal bersama ibunya dirumah yang cukup sederhana. Ayahnya telah meninggal dunia saat ia berusia 5 tahun. Sekarang, Ilmi  sudah tumbuh menjadi dewasa, ia seorang pelajar yang rajin. Ia duduk di sekolah delapan Madrasah Tsanawiyah (MTs). Sejak kecil, ia sudah mulai diajarkan beribadah kepada Allah SWT dan sudah belajar mandiri, itulah yang membuat bangga orangtuanya. Ia mengerti apa yang harus ia kerjakan demi membuat ibunya tersenyum. Ibunya seorang pedagang sayur-sayuran hasil perkebunan tetangga dan pembuat gorengan. “Sang ibu sungguh hebat, beliau adalah seorang ibu yang mampu melewati semua jurang cobaan dengan penuh kesabaran.” Ucap Ilmi. Prinsip hidupnya tertanam erat pada nama lengkapnya, yaitu Nurul Ilmi yang berarti cahaya ilmu. Menurutnya, hidup akan lebih bermanfaat dengan kita belajar ilmu pengetahuan. Kalimat itulah yang selama ini menjadi potensi dan rasa semangat dalam dirinya. Dengan ekonomi yang cukup rendah, Ilmi sama sekali tidak menyerah dan akan selalu berusaha untuk masa depan dengan kemampuan yang ia punya.

Banyak sekali keinginan dan kebutuhan sekolahnya yang belum terpenuhi. Seperti saat menjelang kenaikan kelas. Suatu ketika, saat para ibu sibuk mempersiapkan kebutuhan untuk anak sekolahnya, seperti halnya membeli baju seragam sekolah dan alat tulis. Tapi. Kini berbeda dengan ibu Ilmi. Ia hanya bisa menjahit dan merapikan baju seragam sekolah yang ia dapatkan dari tetangganya karena tak mampu membelikan baju seragam baru untuk anaknya. Keadaan seperti inilah yang membuat ibunya kembali larut dalam kesedihan dan kekecewaan. Akan tetapi, dibalik itu semua ternyata kedewasaan Ilmi terlihat ketika ibunya mengetahui ternyata Ilmi mempunyai uang simpanan dikoperasi sekolahnya. Tabungan itu merupakan programnya selama satu tahun. Tabungan itu sebagai hasil usahanya selama berjualan membantu ibunya. Ilmi juga selalu menjalankan puasa sunnah hari Senin dan Kamis untuk beribadah menjalankan sunnah Rasulullah Salallahu ’Alaihi Wasallam. Dengan demikian, dihari Senin dan Kamis Ilmi dapat menyisihkan uang saku dari hasil jualannya untuk segera ditabung. Dengan berpuasa, ia bisa menabung didunia dan menabung diakhirat, yakni mendapat pahala kebaikan disisi-Nya.


            Dalam kesehariannya, ia harus bangun pada jam tiga pagi. Tak pernah terlewati shalat sunnah dalam sepertiga malamnya. Ilmi dan sang ibu selalu melaksanakan shalat sunnah tahajjud. Bagi Ilmi, inilah waktu yang paling istimewa dari waktu yang lainnya. Inilah waktu untuknya bermuhasabah dan bermunajah kepada Allah Maha Kuasa.  Setelah selesai melaksanakan shalat tahajjud, ia harus membantu ibunya membuat gorengan. Terkadang, keadaan seperti ini yang membuat ibunya terharu hingga meneteskan airmata melihat anak gadis yang seharusnya menikmati masa remajanya dengan penuh kesenangan tanpa memikul banyak beban, tapi justru sebaliknya. Padahal, Ilmi selalu mengatakan hal-hal positif kepada ibunya agar tidak melarangnya untuk berusaha dan bekerja keras.

            Pagi itu, tepatnya pukul tiga pagi Ilmi membangunkan ibunya. Tapi, tampaklah wajah ibu yang sedang tidur pulas karena kelelahan. Terbesitlah keraguan dalam hati Ilmi untuk membangunkan sang ibu. Ilmi memang seorang gadis yang berbakti kepada orangtuanya. Melihat ibunya yang kelelahan, dia berinisiatif untuk mengerjakan semua pekerjaan ibunya, seperi membuat gorengan, membereskan rumah, dan pekerjaan lain yang harus ia kerjakan. Ketika Ilmi sedang membuat gorengan, tanpa diketahuinya ternyata ibunya terbangun dan memerhatikannya dari balik pintu kamar dengan hati dan jiwa penuh deras kesedihan. Sang ibu mendekati dan memeluk erat tubuh Ilmi. Dengan nada lirih sang ibu berkata : “nak, maaafkan ibu yang selama ini membawamu hidup dalam kesengsaraan. Ketahuilah nak, semua musibah yang dating tentu saja banyak hikmah yang harus kita pelajari dan menjadikan bekal pelajaran untuk semangatmu di masadepan nanti.” Ilmi menangis penuh keharuan mendengar kata hati ibunya. Di hela nafas sambil terisak ia menjawab :”Bu, aku melakukan ini semua karena aku sangat menyayangi ibu. Aku melakukan ini semua ikhlas karena Allah swt, dan izinkan aku menjadi anak yang berbakti kepada ibu. Aku sedih , aku tak tega melihat ibu mengerjakan semua pekerjaan ini hanya seorang diri.”

            Hidup yang hanya berdua dengan ibunya membuat ia semakin semangat menjalani hidupnya. Karena keterbatasan ekonomi tidaklah menjadi penghalang untuknya menuntut ilmu, justru keterbatasan itu menjadikan motivasi dalam hidupnya. Meski kehidupannya tak seindah kehidupan teman-temannya. Ia selalu bersyukur kepada Allah SWT dalam setiap waktu dan sujudnya. Dengan membuat ibu tersenyum saja , itu sudah menjadi bukti nikmat Allah swt yang harus ia syukuri.

            Jarum jam menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Ilmi sudah bersiap-siap untuk menimba ilmu pengetahuan. Dengan penuh semangat dan rasa percaya diri, ia melangkah diiringi dengan do’a membawa sejuta harapan dan cita-citanya. Ia merupakan siswa yang rajin dan cerdas. Saat waktu istirahat tiba, ia sering melakukan shalat sunnah dhuha di aula sekolah. Setelah melakukan shalat sunah dhuha, kini saatnya Ilmi harus duduk dikantin sekolah untuk menawarkan dan menjual gorengannya. Ilmi adalah seorang siswa yang menjadi pusat perhatian para guru disekolah. Sebab, Ilmi adalah serang siswa yang berbeda dengan siswa-siswa lainnya. Penghasilannya menjual gorengan kurang lebih hanya Rp. 10.000 setiap harinya. Sementara ibunya dikampung berjualan sayur-sayuran hasil perkrbunan milik tetangganya. Sebenarnya pekerjaan itu cukup melelahkan bagi seorang ibu dimasa tuanya. Sang ibu harus berkeliling kampung dengan sebuah bakul berisi sayuran. Itulah yang membuat sang ibu sering jatuh sakit karena kelelahan. Tapi, semua itu ia lakukan demi mengais rupiah untuk kehidupan keluarganya. Ia hanya mendapat penghasilan Rp.3000 hingga Rp.5000 setiap harinya.

Setelah pulang sekolah, tugas Ilmi selanjutnya adalah membersihkan kantor guru disekolah. Ia sangatlah bersyukur dengan pekerjaan itu, karena dengan pekerjaan itu ia dapat melanjutkan pendidikannya. Semua biaya pendidikan sekolah ditanggung oleh pihak sekolah. Selain itu, Ilmi selalu menerima beasiswa juara sejak duduk di Sekolah Dasar (SD). Bahkan, ia sering mengikuti Kompetisi Sains dan Matematika mewakili sekolahnya. Selain itu, Ilmi juga menerima bantuan beasiswa Rumah Zakat Kota Cilegon Korwil Grogol. 

Pembinaan di Masjid Nurul Iman
Rumah Zakat adalah sebuah lembaga yang bergerak dibidang sosial. termasuk didalamnya memberikan beasiswa dan pembinaan kepada siswa/siswi yang kurang mampu. Itulah kelebihan dari lembaga yang bernama Rumah Zakat, selain mendapatkan uang beasiswa juga memberikan pembinaan secara reguler kepada setiap penerima manfaatnya. Kegiatan yang sangat bermanfaat bagi seorang pelajar seperti Ilmi, dia bisa belajar dari banyak dan pengalaman dikegiatan ini. Selain disekolah, dia bisa menambah banyak wawasan ilmu pengetahuan yang diberikan para mentor atau pembimbing dalam kegiatan Rumah Zakat ini dengan diadakannya mentoring. Kegiatan mentoring dilakukan dua bulan satu kali pada hari Minggu. Hari Minggu merupakan hari dimana para pelajar dapat melakukan aktivitasnya dirumah, seperti belajar dirumah, bermain, bahkan banyak para pelajar yang meluangkan waktunya untuk berlibur. Tetapi, berbeda dengan seorang Ilmi. walaupun terkadang tubuhnya butuh istirahat, akan tetapi dia justru selalu semangat untuk berangkat mentoring bersama teman-temannya di Rumah Zakat. Rasa lelah dan kesepian hatinya pun seketika hilang dan berubah menjadi keceriaan di wajahnya ketika dia bergabung,berkumpul, dan merangkul teman-temannya di Rumah Zakat.

 Itulah sebuah kisah inspirasi seorang gadis yang berasal dari keluarga yang kurang mampu, tapi semangat dan rasa optimisnya yang membangun rasa percaya dirinya. Baginya, keterbatasan jangan di jadikan penghalang, seharusnya keterbatasan itu dijadikan motivasi untuk melangkah mewujudkan mimpi. Kesuksesan bukan hanya untuk orang-orang bermateri saja, tapi kesuksesan dapat diraih untuk orang-orang yang ingin berusaha dan mencari ilmu pengetahuan seperti Ilmi.

*Catatan admin: Tulisan ini dikirim oleh Husnul Khotimah Anak Juara RZ Cilegon, nama Nurul Ilmi dalam tulisan ini adalah nama samaran yang dipakai oleh khusnul khotimah karena setelah kami cek tidak ada Anak Juara yang bernama Nurul Ilmi di Korwil Gerogol. Admin tahu persis kehidupan Husnul khotimah seperti yang diceritakan dalam tulisan ini.
Mari kita do'akan semoga apa yang dicita--citakan oleh adik Husnul Khotimah menjadi nyata. Amiin

0 comments