Niswatunnashiroh |
Embun pagi yang mulai membasahi
bumi ini, aku mulai berangkat sekolah dengan berjalan kaki tapi kakiku ini kian
lama kian pasti langkahnya menuntun aku menuju sekolah, walau aku berangkat ke
sekolah dengan seorang diri tanpa ada seorang temanpun yang menemaniku untuk
pergi ke sekolah tapi itu semua tidak membuat aku berkecil hati justru membuat
aku semakin bersemangat karena aku masih bisa menikmati bangku sekolah walau
hanya dengan berjalan kaki dan tanpa seorang teman yang menemani jalan kakiku
ini.
Kebanyakan orang di zaman
sekarang mungkin akan malu dengan berjalan kaki menuju sekolah apalagi tanpa
seorang teman tapi rasa malu ku itu sudah aku kubur sedalam-dalamnya. Apalagi
kalau sudah ingat perjuangan orangtuaku untuk membiayai aku sekolah hanya
sebagai seorang pedagang keliling, terkadang itu membuatku sedih tapi itu juga
membuat aku semakin bersemangat untuk bersekolah walau hanya dengan berjalan
kaki.
Sekolah dengan berjalan kaki
buat aku tidak ada masalah yang penting aku masih bisa makan bangku sekolah,
walaupun aku tahu di zaman modern ini rata-rata anak sekolah membawa kendaraan
bermotor dari rumahnya untuk menuju ke sekolah tapi itu tidak boleh membuatku
iri ataupun berkecil hati, sudah sekolah juga menurutku sudah untung daripada
anak-anak jalanan yang tidak sekolah. Apalagi zaman sekarang pendidikan itu
sangatlah berarti dan jangan sampai kita tertinggal dengan negara lain.
Terkadang sepatuku pun cepat rusak
karena di setiap jalan yang aku lalui menuju sekolah bebatuannya kecil-kecil
yang lumayan tajam, jalanannya pun rusak sangat parah sehingga membuat sepatu
aku bawahnya bolong. Aku berusaha untuk mengumpulkan uang untuk membeli sepatu
yang baru karena sepatu yang aku pakai sehari-hari sudah rusak, apalagi
mendengar adik meminta sepatu yang baru karena sepatunya juga sudah rusak jadi
aku berusaha mengumpulkan uang sendiri dari mulai aku menyisihkan sebagian uang
jajanku sampai aku harus membagi waktu sekolahku dengan membuat emping setelah pulang sekolah. Apalagi
kalau sudah libur panjang tiba aku gunakan waktu liburku untuk membuat emping untuk
bisa mendapatkan uang jajan karena libur sekolah jarang di kasih uang jajan
sama orangtua dan sebagian lagi untuk aku tabung uangnya. Uang yang aku tabung
aku gunakan untuk membeli kebutuhan sekolah.
Hari pun sudah berganti lagi
sang surya pun sudah mulai menampakkan sinarnya, aku pun mulai berangkat
sekolah lagi dengan mengandalkan kaki-kakiku ini sebagai tumpuan langkahku
untuk menuju ke sekolah. Terkadang pagi-pagi sekali hujan mulai turun apalagi
kalau sudah musim hujan, hujan turun hampir setiap hari tapi itu tidak
membuatku putus asa atau membuyarkan niatku untuk pergi ke sekolah, walau
orangtuaku sudah melarang aku untuk tidak pergi ke sekolah tapi aku tetap saja
pergi ke sekolah tekadku sungguh besar untuk pergi ke sekolah sehingga
orangtuaku pun tak kuasa mampu menahan aku untuk berdiam di rumah, walau aku tahu
aku pergi ke sekolah tanpa menggunakan payung walau di saat hujan turun, karena
payung yang aku punya sudah rusak.
Apalagi kalau sudah setengah
perjalanan tiba-tiba hujannya turun dengan sangat lebat dan memaksa aku untuk
berteduh sementara waktu, walau hujan tadi sebenarnya sudah membasahi semua
pakaian yang aku gunakan, asalkan tasku yang di dalamnya berisi peralatan
sekolah jangan sampai basah terkena air hujan. Setelah hujan reda barulah aku
lanjutkan lagi perjalananku untuk ke sekolah meskipun masih ada sedikit gerimis
tapi aku terus saja melangkahkan kakiku ini dengan pasti tanpa ada sedikit
keraguan pun. Belum lagi jika paginya sudah hujan tapi siangnya terik sinar
matahari sangatlah panas sehingga membuat kepalaku sedikit pusing bahkan
seperti ingin pingsan di jalan tapi aku terus melangkahkan kakiku ini untuk
segera pulang menuju rumah.
Pada saatnya hidup manusia itu
pasti berubah, asalkan kita harus berusaha untuk meraih apa yang kita inginkan
dan terus bersemangat untuk meraih cita-cita, mungkin saat ini aku ke sekolah
dengan berjalan kaki tapi belum tentu waktu yang akan datang. Aku akan berusaha
meraih cita-citaku walau aku ke sekolah
dengan berjalan kaki, aku juga akan lebih bersemangat lagi dibandingkan dengan teman-temanku
yang bersekolah dengan membawa kendaraan bermotor.
Karya : Niswatun Nasiroh
Corwil : Ciwandan
0 comments
EmoticonEmoticon