Minggu, 28 Desember 2014

Bercita-cita Memberangkatkan Haji Orang Tua



Uswatun Hasanah




“Jangan pernah berpikir menjadi orang sukses, tapi berpikirlah untuk menjadi orang yang bermanfaat.” – Uswatun Hasanah –






Setiap orang pasti berkeinginan untuk sukses dalam hal apapun. Begitupula dengan Uswatun. Gadis kelahiran Cilegon, 24 Juni 1995 ini seolah tak pernah berhenti berusaha untuk memperoleh kesuksesan hidupnya. Ia di besarkan dalam sebuah keluarga yang sangat sederhana. Ayahnya yang hanya seorang buruh membuat sang ibu juga ikut bekerja demi membantu perekonomian keluarga.

Sejak duduk di sekolah dasar, Uswatun sudah menunjukkan prestasinya dengan mendapat peringkat di setiap akhir semester. Walaupun tidak melulu peringkat satu, namun hal itu merupakan suatu kebanggaan tersendiri baginya. Ada hal yang membuat peringkatnya naik turun. Sampai-sampai ia sempat terkena omelan ayahnya. Hal itu tidak jauh jauh dari masalah persaingan yang sulit di kelasnya. Bagaimanapun ia telah berusaha keras untuk meraih posisi dalam peringkat terbaik.

Uswatun selalu di wanti-wanti oleh orangtua dan kakak-kakanya, kondisi ekonomi keluarganya memang tidak begitu baik, maka setidaknya ada hal yang membuat bangga dirinya dan keluarga. Tak perlu memikirkan masalah ekonomi, yang terpenting baginya adalah belajar dan mengukir prestasi. Ia pun berazzam untuk mewujudkan keinginan orangtuanya itu. namun meskipun begitu ia tetap membantu orangtuanya bekerja. Ia bukan tipe anak yang begitu saja membiarkan orangtuanya memeras keringat untuk dirinya.
Saat dirinya masih duduk di kelas 4 Madrasah Ibtidaiyah (MI), ia pernah membantu ibunya berjualan gorengan buatan ibunya dan juga dagangan milik orang lain. Ia menitipkan dagangannya itu ke kantin sekolahnya. Ia sempat takut melakukannya. Ia takut kalau kalau guru-guru yang mengetahuinya akan memarahinya. Namun ternyata tenang-tenang saja. Tidak ada masalah. Tentu saja ia bisa bernapas lega.

Uswatun juga ikut berjualan pulsa dari kakaknya sewaktu ia duduk di kelas sepuluh. Hal itu masih berlanjut sampai sekarang. bedanya, sekarang ia tidak lagi ikut menjual pulsa dari kakaknya. Ia sudah membuka milik sendiri. Sangat bersyukur sekali karena dengan hasil dari usaha kecil-kecilannya itu, ia bisa menabung sedikit-demi sedikit atau memberi uang jajan untuk adik-adiknya di saat orangtuanya tidak punya cukup uang.

Anak ke empat dari delapan bersaudara ini memang terkesan tidak mau diam. Di sekolah, Uswatun termasuk siswa yang aktif. Baik dalam kelas maupun di luar kelas. Tak heran jika ia diangkat sebagai bendahara umum OSIS selama periode 2011-2012. Ia juga menjabat sebagai Krani di ambalan Abuyah, PraMuKa sekolahnya, MA Al-Khairiyah Tegal Buntu. Selain itu, ia juga aktif di ekskul Drumband, Qasidah, Paskibra dan English Club.

MA Al-Khaeriyah Tegal Buntu
Awalnya, diakui oleh Uswatun sendiri. Ia sering merasa iri dengan teman sekelasnya yang sering menang dalam lomba. Sementara ia tidak. Dari situlah semangatnya terbakar untuk mengukir prestasi di luar akademik. Ia pikir, ia perlu menggali potensinya. Kemudian, perlahan namun pasti, ia mencoba public speaking. Organisasi sekolah merupakan tempat yang empuk untuk mengasah kemampuannya itu.
Hobi Uswatun adalah membaca. Ia juga suka sekali menulis puisi. Hal itu mendukungnya dan membuat ia pernah tiga kali meraih juara dalam berpidato di ajang yang berbeda-beda. Salah satunya adalah lomba berpidato tiga bahasa yang di selenggarakan oleh Kementrian Agama. Ia berhasil meraih juara satu di tingkat Kota. Selain itu Uswatun pada bulan Februari 2013 lalu telah memenangkan lomba menulis opini yang diadakan oleh Rumah Zakat dengan tema: “ Ketika Cinta Rosul Sebatas Seremoni” lumayan dari hasil mengikuti lomba Uswatun mendapat uang saku Rp. 500.000, tropy dan piagam penghargaan. Semangat dan kerja kerasnya telah membuahkan hasil.

Banyak yang mengakui bahwa Uswatun adalah anak yang rajin. Baik guru maupun teman-temannya. Ita, salah satu teman dekatnya bercerita, Uswatun seringkali menyapu kelas meskipun bukan giliran piketnya.Uswatun itu teman yang baik baginya. Asik jika diajak sharing. Menurutnya, Uswatun anak yang mandiri, tegas dan disiplin. Di lingkungan rumahnya, di Jangkar kulon rt 20 rw 04, uswatun pun dikenal supel. Ia ramah pada semua orang yang di temuinya.
Ada satu keinginan kuat yang kini tengah ia usahakan dapat terwujud pada diri seorang uswatun. Ia ingin sekali konsisten dalam berhijab. Hal itu tercetus saat ia mengikuti kegiataan mentoring asuhan Rumah Zakat yang di ikutinya. Selama ini, dirinya memang sudah berkurudung. Namun belum memenuhi syarat yang di syariatkan.
Ia masih berpikir pikir untuk total dalam berhijab. Ia merasa belum pantas karena sikap kesehariannya yang dirasa masih jauh dari sikap sebagaimana seorang muslimah yang baik dan benar. Kita doakan saja semoga hal itu bisa terapliksi pada Uswatun. Bagaimanapun segalanya butuh proses, dan tentu saja, memang harus ada pengorbanan.

Cita-cita Uswatun, menjadi seorang Sekretaris. Ia telah berjanji pada dirinya sendiri, tak akan lepas untuk membantu kedua orang tuanya. Ia akan menjadi seorang yang sukses lahir batin. Kelak, ia ingin memberangkatkan kedua orangtuanya pergi haji bersamanya.
“Hidupku ada di tanganku.” Begitu ungkapannya. Bahawasanya, segala pilihan hidupnya, maka ia sendirilah yang akan memilihnya, bukan orang lain.


Catatan Admin: Uswatun Hasanah adalah Alumni Anak Juara Tahun 2014 dan sekarang Uswatun melanjutkan kuliah sambil berjualan kue dikampusnya. Kita do'akan semoga usahanya lancar dan cita-cita untuk memberangkatkan haji orang tuanya dikabulkan olah Allah SWT.

0 comments