Minggu, 28 Desember 2014

Tidak Ada yang Mustahil di Dunia Ini


Edi Haryadi
“Walaupun tidak punya apa-apa, bukan berarti tidak dapat berprestasi, kan?” begitulah yang di katakan seorang Edi Haryadi. Pemuda yang kini tengah menjalani pendidikannya di STEI SEBI Depok ini memang perlu di teladani.
Edi lahir di Serang, 23 Februari pada tahun 1993. Alumni dari SMK Terpadu Al Insan ini selalu meraih peringkat satu di kelas sejak ia duduk di bangku kelas satu. Satu hal yang membuatnya termotivasi untuk menjadi siswa terbaik di kelasnya itu adalah orang tuanya. Betapa ia ingin membanggakan orang tuanya. Ingin ia tunjukkan setidaknya pada orang-orang di sekitarnya meskipun keluarganya bukan dari keluarga yang mampu. Terinspirasi dari sosok almarhum ibunya pula ia mau untuk mengukir prestasi. Dulu sang ibu semasa hidupnya penuh dengan prestasi.

Edi Pernah memenangkan lomba MTQ dan cerdas cermat matematika. Sewaktu masih menjadi santri di Ponpes Al Insan pun, ia memenangkan beberapa lomba yang kesemuanya juara satu. Qiroatul kutub, syahril Qur’an dan pembacaan rawi.
Pendiam, serius, cekatan dan cerdas. Itulah yang dapat dilihat dari sosok Edi menurut Ismatullah, guru yang mengajarnya. Ia merupakan siswa yang di unggulkan oleh para guru. Dalam bidang akademik, Edi dapat menyerap semua materi mata pelajaran. Karena kerajinannya pula, Edi disenangi dan dipercaya oleh banyak orang.

Kegiatannya sehari-hari selama tinggal di Ponpes Al-Insan, selain mengaji Al Quran dan kitab salafi, Edi dipercaya untuk menjadi pengurus koperasi. Ia juga membantu pengurus ponpes untuk mengurus peternakan kambing etawa dari kelompok tani jakarta milik ponpes. Seringkali apabila ada ustadz yang tengah sibuk dan tidak sempat untuk memberikan ta’lim di ponpes atau mengajar, maka Edilah yang selalu diminta untuk menggantikannya. Di sekolah, pada periode 2008/2009, Edi menjabat sebagai wakil ketua OSIS di sekolahnya.

Sulung dari lima bersaudara ini bercita-cita menjadi guru. Walaupun untuk kebutuhan sandang, pangan, papan keluarganya masih sangat pas-pasan, hal itu tidak menyurutkannya untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Ia bersyukur sekali saat masih duduk di bangku menengah atas, ia mendapat program beasiswa anak juara dari Rumah Zakat. Sampai saat ini, bantuan itu masih ada meskipun tidak menanggung semua biayanya, namun sedikit banyak dapat meringankan bebannya. Dan sekarang, Edi mendapat beasiswa kuliah di Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Sebi Jakarta.
Edi saat menerima beasiswa dari RZ Cilegon
Pemuda yang suka murotal Al - qur’an ini punya jimat yang dia yakini mampu membuat segala urusannya menjadi mudah. Yakni belajar dengan diiringi doa. Menghormati guru dan meminta restu orang tua adalah poin penting selanjutnya. Selain itu, jangan pernah merasa puas dengan hasil yang perah dicapai. Ayahnya yang hanya seorang buruh selalu memotivasinya agar selalu menjaga semangat belajarnya. “Jangan pernah malu dan putus asa. Meskipun dalam keterbatasan ekonomi, buktikan kalau kamu bisa meraih prestasi tinggi. Kalahkan lawanmu dengan prestasi. Buktikan!”. Mungkin kalimat itulah yang selalu terngiang di telinganya selain sebuah kalimat yang menjadi motto hidupnya, “Hidup dengan kejujuran atau mati dengan kemiskinan.”
Dan Edi merasa yakin, bahwasanya tidak ada yang mustahil di dunia ini. 


Catatan Admin: 
Edi Haryadi merupakan Anak Juara yang satu-satunya mendapat beasiswa mahasiswa dari RZ Cilegon. Edi anaknya rajin dan penurut. Selain kuliah Edi menjalankan usaha bisnis pulsa elektrik yang ditawarkan kepada teman-temannya.

0 comments