“Walaupun
tidak punya apa-apa, bukan berarti tidak dapat berprestasi, kan?” begitulah
yang di katakan seorang Edi Haryadi. Pemuda yang kini tengah menjalani pendidikannya
di STEI SEBI Depok
ini memang perlu di teladani.
Edi
lahir di Serang, 23 Februari pada tahun 1993. Alumni dari SMK Terpadu Al Insan
ini selalu meraih peringkat satu di kelas sejak ia duduk di bangku kelas satu.
Satu hal yang membuatnya termotivasi untuk menjadi siswa terbaik di kelasnya
itu adalah orang tuanya. Betapa ia ingin membanggakan orang tuanya. Ingin ia
tunjukkan setidaknya pada orang-orang di sekitarnya meskipun keluarganya bukan
dari keluarga yang mampu. Terinspirasi dari sosok almarhum ibunya pula ia mau
untuk mengukir prestasi. Dulu sang ibu semasa hidupnya penuh dengan prestasi.
Edi
Pernah memenangkan lomba MTQ dan cerdas cermat matematika. Sewaktu masih
menjadi santri di Ponpes Al Insan pun, ia memenangkan beberapa lomba yang
kesemuanya juara satu. Qiroatul kutub, syahril Qur’an dan pembacaan rawi.
Pendiam,
serius, cekatan dan cerdas. Itulah yang dapat dilihat dari sosok Edi menurut
Ismatullah, guru yang mengajarnya. Ia merupakan siswa yang di unggulkan oleh
para guru. Dalam bidang akademik, Edi dapat menyerap semua materi mata
pelajaran. Karena kerajinannya pula, Edi disenangi dan dipercaya oleh banyak orang.
Kegiatannya
sehari-hari selama tinggal di Ponpes Al-Insan, selain mengaji Al Quran dan
kitab salafi, Edi dipercaya untuk menjadi pengurus koperasi. Ia juga membantu
pengurus ponpes untuk mengurus peternakan kambing etawa dari kelompok tani
jakarta milik ponpes. Seringkali apabila ada ustadz yang tengah sibuk dan tidak
sempat untuk memberikan ta’lim di ponpes atau mengajar, maka Edilah yang selalu
diminta untuk menggantikannya. Di sekolah, pada periode 2008/2009, Edi menjabat
sebagai wakil ketua OSIS di sekolahnya.
Sulung
dari lima bersaudara ini bercita-cita menjadi guru. Walaupun untuk kebutuhan
sandang, pangan, papan keluarganya masih sangat pas-pasan, hal itu tidak
menyurutkannya untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Ia
bersyukur sekali saat masih duduk di bangku menengah atas, ia mendapat program
beasiswa anak juara dari Rumah Zakat. Sampai saat ini, bantuan itu masih ada
meskipun tidak menanggung semua biayanya, namun sedikit banyak dapat
meringankan bebannya. Dan sekarang, Edi mendapat beasiswa kuliah di Sekolah Tinggi
Ekonomi Islam Sebi Jakarta.
Edi saat menerima beasiswa dari RZ Cilegon |
Pemuda
yang suka murotal Al - qur’an ini punya jimat
yang dia yakini mampu membuat segala urusannya menjadi mudah. Yakni belajar
dengan diiringi doa. Menghormati guru dan meminta restu orang tua adalah poin
penting selanjutnya. Selain itu, jangan pernah merasa puas dengan hasil yang
perah dicapai. Ayahnya
yang hanya seorang buruh selalu memotivasinya agar selalu menjaga semangat
belajarnya. “Jangan
pernah malu dan putus asa. Meskipun dalam keterbatasan ekonomi, buktikan kalau
kamu bisa meraih prestasi tinggi. Kalahkan lawanmu dengan prestasi. Buktikan!”. Mungkin
kalimat itulah yang selalu terngiang di telinganya selain sebuah kalimat yang menjadi
motto hidupnya, “Hidup dengan kejujuran atau mati dengan kemiskinan.”
Dan
Edi merasa yakin, bahwasanya tidak ada yang mustahil di dunia ini.
Catatan Admin:
Edi Haryadi merupakan Anak Juara yang satu-satunya mendapat beasiswa mahasiswa dari RZ Cilegon. Edi anaknya rajin dan penurut. Selain kuliah Edi menjalankan usaha bisnis pulsa elektrik yang ditawarkan kepada teman-temannya.
0 comments
EmoticonEmoticon