Jumat, 21 Februari 2020

Dakwah


Ka, aku pengen dakwahTAPI aku blum pinter? 
Ka, aku pengen dakwah TAPI gak hafal banyak dalil?
Ka, aku mau dakwah TAPI gak mau sendirian?
Ka, aku mau dakwah TAPI aku takut di panggil ustadz/ustadzah?
Ka, aku mau dakwah TAPI aku blum sholeh/sholehah? 
Ka, aku mau dakwah TAPI belum siap?


Mmm... terus.KAMU mau dakwah'y sampe Tapi ke berpa?Kalo kita nunggu, baik, nunggu sholeh/sholehah, nunggu pinter, nunggu punya hafalan banyak dalil. Nunggu sempurna.

Terus kapan kita mau dakwah'y? Kan umur kita juga tidak ada yang tau, kapan terakhir'y. Dan itu pun tidak ada tanda"y. Bukankah, Nabi Saw bersabda,

بَلِّغُوا عَنِّى وَلَوْ آيَةً
“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari).

Jadi, dakwah itu tdk harus nunggu kita sempurna dulu baru dakwah,Karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Dengan menyampaikan (dakwah), walau satu ayat. Ilmu yang sudah kamu fahami akan menjadi ilmu yang bermanfaat untuk orang banyak. Dan ini pun bagian dari salah satu 3 amalan yang tidak akan putus. Sampai akhirat nanti. 

Sebagai mana Rosulullah Saw. bersabda: ‌Artinya: ”Apabila ‘anak Adam itu mati, maka terputuslah amalnya, kecuali (amal) dari tiga ini: sedekah yang berlaku terus menerus, pengetahuan yang di manfaatkan, dan anak sholeh yang mendoakan dia.(HR Muslim).

Dan kalau kita jalankan dakwah, kita sudah masuk dari bagian ilmu yang bermanfaat dan dapat menjadikan anak yang sholeh, kita langsung mendapatkan dua bagian dari amalan yang tidak akan pernah putus. 

Dan, dakwah itu tidak rugi, karena kita sudah menjalankan amanahNya. Dakwah itu bukan saja harus kiyai, bukan saja seorang ulama, bukan saja seorang ustadz, seorang guru yang harus menyampaikan kebenaran. 

Karena dakwah juga salah satu kewajiban bagi setiap individu untuk menyampaikan.

Sebagaimana dalam firmanNya:

قُلْ هَـٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّـهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ۖ وَسُبْحَانَ اللَّـهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Katakanlah: Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik.(QS:Yusuf :108)

Tentang ayat ini Imam Ibnu Katsir mengatakan dalam tafsirnya; Allah berkata kepada Rasulnya agar memberitahu umat manusia bahwa ini adalah jalannya, tempat berpijak dan sunnahnya, yaitu mendakwahkan tauhid bahwa tidak ada Tuhan yg berhak di sembah selainNya dan menyeru kepada Allah diatas ilmu dan keyakinan.

@Amanah
@ama_anah
@suanah16

0 comments