By: Bintunnajah Al-Muhaddis ^_^
|
Bismillah…
Judul besarnya suka duka menjadi
korwil, hmm…sepertinya bagi saya yang sudah malang melintang didunia perdukunan
eh perkorwilan ini, Menjadi Korwil gak ada dukanya, suka semua, senang semua,
Bahagia semua, iyah benar kawan! Buktinya saya awet sampai sekarang hehe..
Kenapa? Tentu saja saya senang, tentu saja saya bahagia, karena profesi sebagai
korwil, saya menjadikannya salah satu ladang amal saya (semoga hati saya senantiasa diberi keikhlasan ya).
Semua pasti tau Hadis “Khoirunnas anfaa uhum linnaas, sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfat bagi manusia lainnya”, yups..setidaknya dengan menjadi korwil saya bisa menjadi wasilah alias perantara para donatur untuk menyalurkan infak dan sedekah mereka kepada anak-anak yang membutuhkan.. yah itu saja!, itu saja sudah membuat saya begitu bahagia dan senang, apalagi melihat ekspresi para bapak dan ibu –ibu Anak Juara ketika menerima uang beasiswa, yang mungkin bagi sebagian orang nominalnya tidak seberapa. Tapi bagi mereka sungguh berarti. Itulah kenapa seperti yang saya bilang tadi, saya begitu menikmati profesi ini, well.. bisa dibayangkan melihat raut-raut wajah bahagia yang terpancar dari wajah-wajah para orangtua Anak Juara, saya pun jadi ikut bahagia (yang hanya sebatas korwil ini), apalagi mereka-mereka yang menjadi donator, saya yakin pasti mereka lebih-lebih bahagia dari saya, dan insya Allah harta-harta mereka senantiasa dilimpahi dengan keberkahan.
Semua pasti tau Hadis “Khoirunnas anfaa uhum linnaas, sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfat bagi manusia lainnya”, yups..setidaknya dengan menjadi korwil saya bisa menjadi wasilah alias perantara para donatur untuk menyalurkan infak dan sedekah mereka kepada anak-anak yang membutuhkan.. yah itu saja!, itu saja sudah membuat saya begitu bahagia dan senang, apalagi melihat ekspresi para bapak dan ibu –ibu Anak Juara ketika menerima uang beasiswa, yang mungkin bagi sebagian orang nominalnya tidak seberapa. Tapi bagi mereka sungguh berarti. Itulah kenapa seperti yang saya bilang tadi, saya begitu menikmati profesi ini, well.. bisa dibayangkan melihat raut-raut wajah bahagia yang terpancar dari wajah-wajah para orangtua Anak Juara, saya pun jadi ikut bahagia (yang hanya sebatas korwil ini), apalagi mereka-mereka yang menjadi donator, saya yakin pasti mereka lebih-lebih bahagia dari saya, dan insya Allah harta-harta mereka senantiasa dilimpahi dengan keberkahan.
Menjadi Korwil tidak lepas dari “status”
saya yang seorang relawan, kalo buat perempuan relawati ya, (duileehh relawati
hehe..) walaupun awal menjadi relawan adalah karena saya “gagal paham”
menginterpretasikan alias menafsirkan makna sebuah SMS, yang dikirim dari
seorang senior di LDK, inti dari pesan singkat tersebut adalah PELATIHAN ZAKAT,
saya yang saat itu baru baru jadi mahasiswa alias baru masuk kuliah, yang ghirohnya
masih meluap-luap, langsung kesemsem dengan
ajakan mengikuti Pelatihan Zakat tersebut, saat itu yang ada dibenak saya
adalah pelatihan bagaimana cara menghitung zakat mal, zakat profesi dan semua
hal-hal yang berkaitan dengan Fiqh Zakat,
dan tentu saja yang saya bayangkan, pelatihan tersebut di adakan di
dalam ruangan, yang nyaman dan kondusif.
Singkat cerita saya langsung
menghubungi panitia dan tidak berselang lama saya test interview dikantor RZ.
Sang pewawancara sebut saja namanya Pak Doni (emang nama aslinya pak Doni kok
hehe), nanya-nanya apa pengertian Disaster, Rescue dan istilah-istilah yang
terdengar sangat asing ditelinga saya, “DISASTER?
Apaan ya, Kalo daster mah tau, baju yang suka dipake ibu-ibu di kampung saya”.
Kemudian beberapa hari kemudian saya di SMS oleh pak Doni, isi SMS nya adalah perlengkapan
yang harus dibawa untuk kegiatan yang judulnya PELATIHAN ZAKAT itu, tapi yang
membuat saya bingung, pelatihan zakat tapi kok, perlengkapan yang harus dibawa
ada nesting, slepping bag,ponco, matras dll, dalam hati saya berpikir, ini mau
pelatihan zakat atau mau naik gunung sih?
.. dan benar saja ENG ING ENG….saya salah menafsirkan sms tersebut kawan! Ternyata ini BUKAN PELATIHAN ZAKAT tapi perekrutan calon relawan Rumah Zakat Baru alias DIKSAR!, sekali lagi, DIKSAR!!!, yang seumur-umur tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh saya, anak desa yang masih lugu nan polos ini (saat itu loh hihi). Saya harus nyemplung kubangan air yang warnanya coklat, guling-guling di lumpur, keliling-keliling naik turun gunung, nyariin pos, sambil bawa-bawa tas gede dipunggung, dan dengan baju yang sudah compang-camping berlumuran lumpur kering, huahhh… kalo inget kenangan itu, nano nano sekaleee.. ramai rasanyaaa,,,
.. dan benar saja ENG ING ENG….saya salah menafsirkan sms tersebut kawan! Ternyata ini BUKAN PELATIHAN ZAKAT tapi perekrutan calon relawan Rumah Zakat Baru alias DIKSAR!, sekali lagi, DIKSAR!!!, yang seumur-umur tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh saya, anak desa yang masih lugu nan polos ini (saat itu loh hihi). Saya harus nyemplung kubangan air yang warnanya coklat, guling-guling di lumpur, keliling-keliling naik turun gunung, nyariin pos, sambil bawa-bawa tas gede dipunggung, dan dengan baju yang sudah compang-camping berlumuran lumpur kering, huahhh… kalo inget kenangan itu, nano nano sekaleee.. ramai rasanyaaa,,,
Korwil Cibeber saat ikut Diksar di Cinangka |
Alla kulli hal
saya tetap bersyukur.. karena wasilah “Gagal Paham” saya, akhirnya bisa
mengantarkan saya sampai saat ini (menjadi korwil), menjadi pelayan ummat,
menjadi fasilitator kebaikan, menjadi orang yang turut serta bahagia karena
melihat orang lain juga bahagia, menjadi orang yang harus senantiasa bersyukur
(karena “kelebihan” Rizki yang Allah berikan kepada saya) , menjadi.. menjadi..
dan menjadi ah banyak sekali kawan….intinya saya begitu bahagia dan begitu bersyukur, yah..walaupun awalnya gara-gara saya tersesat dijalan yang benar tadi kawan! hehe
Jumu’ah Berkah,23-01-15 13.30
@Hujrotii
1 comments
Hikmahnya lebih banyak dan tak terduga yah..... Ayo luapkan semangatmu......
ReplyEmoticonEmoticon