Alfis, Anak Juara Korwil Cilegon |
Berawal dari sebuah kesalahan yang telah saya lakukan saat
itu yaitu menjenguk teman yang sedang sakit tanpa minta
izin kepada pengurus pondok. Ditambah para senior yang bermalas-malasan untuk
mengikuti pengajian, sholat berjamaah dan tidak disiplin dll. Pagi itu hari Jum’at
dalam kegiatan KIAS (Kajian Intelektual Antar Santri) Ustad Mundzir
Nadzir SAg,M,Sy, pemimpin
ponpes Bany Syafe’i dalam sebuah sambutannya sepertinya beliau marah besar
atas ketidak patuhan para santrinya. “sudah lah dari pada kalian asal-asalan
belajar
di
pesantren mendingan pulang saja, ustadz
tidak butuh orang yang tidak
bersungguh-sungguh, percuma
banyak santri kalau
hanya laha leho dalam belajar, ustadz
butuh santri yang semangat-semangat untuk mengikuti pengajian dan berjamah, bukan santri yang bermalas-malasan, ustad
mau 10 orang atau berapa orang saja, tidak mesti
banyak tapi dia semangat untuk ngaji dan berjamah. Katanya.
Pada saat itu susana sangat
tegang karna ustad sedang marah sampai saya ken semprot karna ngantuk ketika mengikuti KIAS. Beliau berpesan kepada saya agar
jangan mencontoh senior-senior yang malas. Diakhir sambutannya Ustad
memberikan sebuah tantangan kepada semua santrinya katanya siapa yang berani
ngaji malam sambil tahajjud jam 3 malam?
Tantang ustadz. Bagi yang berani setelah KIAS ini langsung
ngomong ke Ustadz, dan ustad siap mengajar walupun hanya satu,dua orang santri
yang mengaji yang bersedia. Waktu itu
tidak ada seorang santri pun yang menyanggupi tantangan sang ustadz kami diam
berbalut penyesalan, takut dan campur aduklah perasaan kami sat itu sampai
kegiatan KIAS selesai tidak ada seorang santri pun yang menerima tantangan itu.
Sebenarnya saya merasa tertantang akan tetapi belum
ada keberanian untuk mengungkapkannya secara langsung dalam acara KIAS tersebut.
Saya ingat akan tujuann saya ke pesantren adalah untuk belajar kenapa tidak
untuk menyanggupi tantangan ustadz. Akhirnya saya mencoba mengajak seorang
teman untuk bersama-sama ke rumah Ustadz untuk menyatakan bersedia mengikuti
pengajian jam 3 malam. Alhamdulillah ternyata langkah kami diikuti oleh
teman-teman yang lainya. Dimulailah pengajian perdana yang dilaksanakan pada
minggu dini hari jam 3.
Alhamdulillah sampai sekarang pengajian itu
berjalan dengan lancar bahkan pengajian ini dijadikan pengajian
pokok dari pada pengajian-pengajian bada shalat fardu yang lain, karna manfaat
nya sangat besar sekali bagi orang yang bangun malam mungkin tidak perlu di
jelaskan lagi faedah-faedah bangun
malam,
salah satunya usatad pernah membrikan
motivasi konon katanya orang yang sering sakit-sakitan itu adalah orang
yang jarang bangun
malam bahkan konon katanya ada sebuah penelitian di pondok pesantren, dari
ribuan santri hanya ada beberapa santri saja yang jarang sakit-sakitan ternyata setelah di teliti ia sering bangun malam
dari pada santri yang
lainnya, jarang bangun malam itulah
yang sering sakit-sakitan, ya artimya di pengajian malam ini bukan hanya
sekedar ngaji saja tapi sambil sholat,tadarus dan istigosah lalu mulailah
pengajian kitab kuning.
Pengajian ini di lakukan
rutin setiap dini hari kecuali jika ustad
benar-benar kecapaian tapi itu jarang terjadi karna ustad pernah berazzam bahwa tidak akan meninggalkan pengajian
ini artinya mau beristiqomah.
Demikian sebuah cerita keseharian saya di pesantren
semoga menginspirasi.
0 comments
EmoticonEmoticon