CILEGON
– Untuk memperluas pengetahuan dan mendidik para siswa tentang sejarah Banten,
SD Juara Cilegon mengadakan Outing Class di Museum Banten dan Istana Surosowan,
Selasa (17/2).
Di
Museum yang penuh dengan nilai-nilai perjuangan para pahlawan Banten dalam
melawan para penjajah ini, siswa-siswi dipandu oleh petugas khusus yang
menerangkan step by step setiap peninggalan bersejarah seperti Mata Uang Reyal Banten, Meriam, Pintu
serta Keramik Kerajaan dan lain sebagainya yang saat ini masih diabadikan di
museum tersebut.
Suasana di dalam Museum |
Usai
dari Museum, siswa SD Juara Cilegon yang saat ini beralamat di Jl. Imam Bonjol
Link. Sambirata RT.05/01 Cibeber Cilegon
atas kerjasama antara Rumah Zakat dan Baitul Maal Krakatau Steel Group (BMKSG)
itu diantar melihat langsung peninggalan
kejayaan Kesultanan Banten, Istana Surosowan yang letaknya sekitar 500 meter
dari museum Banten.
Pemandu dari Kesultanan Banten, Selamet menceritakan bahwa Istana Surosowan dibangun pada tahun 1526 dibawah pimpinan Sultan Maulana Hasanuddin Banten dan Pangeran Fatahillah setelah berhasil mengalahkan Kerajaan Pajajaran dan merebut ibukota mereka, Banten Girang. Putra Sultan Maulana Hasanuddin dan Sultan Maulana Yusuf memperkuat benteng tersebut dengan batu karang dan batu merah. Disekeliling benteng dibangun parit-parit yang konon dulunya bisa dilayari perahu-perahu kecil hingga sampai ke laut Jawa.
Tempat Pemandian Putri |
“Yang itu dulunya pemandian, namanya Roro Denok.
Sedangkan bangunan persegi empat yang berada di bagian tengah itu namanya Bale
kambang. Air yang berada dalam
pemandian tersebut berasal dari danau Tasik Ardi dimana sebelum dialairkan ke
kolam Roro Denok mengalami proses penjernihan tiga tingkat terlebih dahulu
dengan cara dialirkan ke bangunan pengindelan (penjernihan) Merah, Putih dan
Emas. Dengan demikian kita tahu bahwa pada masa kejayaan Kesultanan Banten,
mereka sudah mampu menguasai teknologi pengolahan air keruh menjadi air layak
pakai,” tambah laki-laki berkacamata tersebut.
Tak kenal lelah, siswa-siswi SD Juara Cilegon terus
mengelilingi bekas peninggalan kejayaan Banten ini, dan sang pemandu pun sambil
berjalalan terus melanjutkan sejarah history kesultanan Surosowan.
“Pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, untuk
mempercantik istana Surosowan disewa tenaga ahli dari Portugal dan Belanda, di
antaranya Hendrik Lucasz Cardeel. Benteng istana diperkuat dan dipojok-pojoknya
dibangun bastion, bangunan setengah lingkaran dengan lubang-lubang tembak
prajurit mengintai dan menembak musuh. karya seni dekor tinggi pada mas itu
juga bisa dilihat dari sisa ubin merah yang dipasang dengan komposisi belah
ketupat.”
Berpose di sisa-sisa bengunan Istana Surosowan |
Terlihat, Istana berbentuk segiempat seluas 3 hektar itu nyaris rata dengan tanah, sulit sekali membayangkan seperti apa bentuk Istana Surosowan tersebut berdiri sebelum akhirnya dihancurkan oleh Pemerintah Belanda dibawah pimpinan Daendels pada bulan November 1808. Peperangan itu timbul karena kasultanan Banten menolak mengerahkan rakyatnya untuk kerja paksa dalam pembuatan jalan Anyer - Panarukan.
Rilis dari Bpk Susanto (kepsek SD
Juara)
0 comments
EmoticonEmoticon