Senin, 08 Oktober 2018

Mimpi Seorang Anak Tukang Urut


Namanya Latif (8th) hobinya bermain bola. Hampir setiap hari waktu ba'da ashar ia dan teman-temannya bermain bola dilapangan kecil tepat di belakang rumahnya.

Tak kenal lelah walau aktifitasnya pagi sekolah umum, ba'da dzuhur lanjut sekolah agama di Madrasah.

Di balik keceriaannya saat main bola tapi Latif tampak sedih ketika ditanya tentang sosok ayahnya" saya tidak tahu bagaimana sosok dan wajah ayah karena sejak saya masih bayi  ayah telah meninggalkan saya, saya iri dengan teman" yang punya ayah, ucap latif dengan lirihnya.

Kini latif duduk di kelas 3 SDN Gegeneng. Walau tak mempunyai ayah tapi tidak membuatnya pesimis dalam belajar untuk menggapai cita-cita.

Untuk mencari uang jajan Latif ikut membantu bibinya berjuaaln ES, upahnya ia gunakan untuk jajan.
"saya tidak mau membebani ibu, saya tak tega melihat ibu  keliling menawarkan jasa urut, ibu selalu melakukannya setiap hari guna untuk memenuhi kebutuhanku" jawab Latif saat ditanya alasan kenapa mau berjualan es dengan bahasa yang terbata-bata.

Pemikiran latif berbeda dengan anak lainnya seusianya. "Saya bangga dengan anakku ini, Latif adalah penyemangat hidupku, dia tak pernah minta apa pun walau terkadang teman-temannya selalu memamerkan mainan barunya dan yg paling membanggakan latif selalu rajin ke masjid, kata latif dia akan berdoa untuk ayahnya dan cita-citanya" cerita ibu Masriyah.

Ketika di tanya mengenai cita-citanya, latif menjawab penuh percaya diri
"Saya ingin menjadi kiai besar ".

0 comments