Namanya Latif (8th) hobinya bermain bola. Hampir setiap hari waktu ba'da ashar ia dan teman-temannya bermain bola dilapangan
kecil tepat di belakang
rumahnya.
Tak kenal lelah walau
aktifitasnya pagi sekolah umum, ba'da dzuhur lanjut sekolah agama di Madrasah.
Di balik keceriaannya saat main
bola tapi Latif
tampak sedih ketika ditanya tentang sosok ayahnya" saya tidak tahu
bagaimana sosok dan wajah ayah karena sejak saya masih bayi ayah telah meninggalkan saya,
saya iri dengan teman" yang punya ayah, ucap latif dengan lirihnya.
Kini latif duduk di kelas 3 SDN
Gegeneng. Walau tak mempunyai ayah tapi tidak membuatnya pesimis dalam belajar
untuk menggapai cita-cita.
Untuk mencari uang jajan Latif ikut membantu bibinya
berjuaaln ES, upahnya ia gunakan untuk jajan.
"saya tidak mau membebani ibu, saya tak tega
melihat ibu keliling menawarkan jasa urut,
ibu selalu melakukannya setiap hari guna untuk memenuhi kebutuhanku" jawab Latif saat ditanya alasan kenapa
mau berjualan es dengan bahasa yang terbata-bata.
Pemikiran latif berbeda dengan
anak lainnya seusianya. "Saya bangga dengan anakku ini, Latif
adalah penyemangat hidupku, dia tak pernah minta apa pun walau terkadang teman-temannya selalu memamerkan mainan barunya dan yg paling membanggakan latif selalu rajin ke masjid, kata latif dia akan berdoa untuk
ayahnya dan cita-citanya" cerita ibu Masriyah.
Ketika di tanya mengenai
cita-citanya, latif menjawab penuh percaya diri
"Saya ingin menjadi kiai
besar ".
0 comments
EmoticonEmoticon