Lilis Lisnawati, Korwil Jombang |
TIDAK MENGENAL LELAH adalah kesan pertama yang tampak dari
perempuan kelahiran 25 tahun yang lalu ini. Lilis Lisnawati, pernah bergabung menjadi
Relawan RZ Cilegon tepatnya pada tahun 2011 lalu, menjadi contoh tauladan dalam
hal semangatnya untuk mengabdikan diri pada dunia sosial dan pendidikan. Ia
menghabiskan masa kuliahnya di STAIN/IAIN Sultan Maulana Hasanudin Banten
(SMHB) jurusan bahasa Inggris. Tidak cukup jadi Relawan, Ia juga pernah menjadi mentor anak
juara RZ Cilegon wilayah pembinaan Gerogol pada tahun 2012. Setahun kemudian,
putri dari pasangan Hamsuri dengan Suhela ini dipercaya untuk menjadi
Kordinator wilayah (Korwil) RZ Cilegon tepatnya di wilayah pembinaan Jombang
hingga sekarang.
Ketua umum Kohati HMI
cabang kota Serang periode 2014 – 2015 ini mengibaratkan menjadi Kowil itu sama hal nya seperti menjadi
orang tua sedangkan Mentor diibaratkannya seperti kakak bagi adik-adik dalam
keluarga, Jadi korwil tu punya tanggung jawab yang besar, membina dan mengayomi
anak-anak didik berikut Mentornya,
Menjadi Korwil menurutnya harus bisa menjadi tauladan bagi anak didik dan Mentornya baik sifat maupun sikap dalam kehidupan
sehari-hari.
Lilis merasa bahagia dengan
menjadi Korwil, katanya, “hitung-hitung latihan mengurus rumah tangga atau
modal untuk nanti jika sudah berkeluarga
karena dalam pelaksanaan nya pasti
menemui suka dukanya semisal pernah ada salah satu anak didiknya yang awalnya
konfirmasi hadir untuk pembinaan, saat hari H tidak hadir dengan berbagai alasan. “disitu
kadang saya merasa sedih” aku Lilis menirukan ucapan Polwan Briptu Dewi dalam
acara di Televisi swasta. Namun kata anak ke 5 dari 8 bersaudara ini, hanya
kesabaran yang bisa menghilangkan kesedihan itu.
Lilis tercatat aktif sebagai
guru Mts Bany Tsamin Kebarosan Kramatwatu dan
MDTA Kifayatussibyan Bojonegara serta menjadi guru privat jenjang SD,
SMP di Serang. Subhanallah, padat sekali aktifitasnya, semua itu tidak akan
bisa dilakukan kecuali bagi orang yang pandai mengatur waktu dan bertanggung
jawab, Lilis mampu melakukan semua itu dengan baik. “nikmati segala kesempatan untuk belajar lebih baik, tak ada yang sulit
jika mau, berusaha dan berdoa”, demikianlah prinsip hidup Lilis.
Pekan lalu, Minggu (10 Mei
2015) pemudi yang bercita-cita membangun pesantren di daerah Bojonegara ini
telah menemukan teman hidupnya dan menikah dengan seorang pemuda yang juga aktif
didunia pendidikan, Sofwatillah namanya.
Menurut Lilis, proses pernikahannya
berlangsung dengan cepat, hanya dua kali pertemuan di rumahnya dan tanpa
melalui proses pacaran seperti yang dilakukan oleh pemuda-pemudi zaman sekarang
pada umumnya.
Semoga latihan yang di dapat
dari menjadi Korwil bisa bermanfaat dalam mengarungi samudera kehidupan bersama
suami tercintanya kelak.
“Baarokalloohu laka wa baaroka ‘alaika wa
jama’a bainakumaa fii khoir” (Semoga Allah memberikan berkah kepadamu, dan
semoga Allah mencurahkan berkah kepadamu, dan semoga Allah mengumpulkan kalian
berdua dalam kebaikan).[HR. Abu Dawud juz 2, hal. 241, no. 2130].
0 comments
EmoticonEmoticon